Kesedihan telah melayukan mataku
yang memantulkan keindahanmu
dan mengeringkan bibirku
yang kau basahi dengan ciumanmu
mendekatlah, kekasihku.
mari kita anyam rerumputan untuk ranjang kita
dan langit untuk alas lembut tempat tidur kita
Kekasih yang mencintai hatiku
karena api telah padam
dan abu telah menyembunyikannya.
peluklah diriku,
karena lampu telah temaram
dan kegelapan menyelimutinya.
Aku mendengarkanmu, Kekasihku.
Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas
dan merasakan lembutnya sentuhan kepakan sayapmu.
Bicaralah padaku, Oh Cintaku,
dan biarkan nafasmu dibawa oleh angin gunung
melalui lembah-lembah agar sampai padaku.
Bicaralah, tidak ada yang mendengr selain diriku.
Jiwaku memujamu
dari dasar lautan yang paling dalam,
dan menawarkan padamu
sayap-sayapnya dari dahsyatnya gelombang.
Dari balik gunung,
debu-debu cinta kita yang agung akan muncul.
Ia akan menyebarkan tawanya disinar matahari
dan kemudian ia takkan pernah mati.
Kahlil Gibran